Senin, 05 Oktober 2009

Batik Hasil Intelegensi Alami

Pada tanggal 2 Oktober 2009 kemarin, Batik dikukuhkan sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia. Suatu kebanggaan bagi kita tentunya.


Batik mempunyai ciri khas tersendiri, salah satunya ialah designnya yang sangat original dan bisa berisi sebuah ajaran, paham atau falsafah tersendiri. Batik yang di buat menggunakan tangan memerlukan sebuah keahlian dan sebuah KEPINTARAN.


Betul, diperlukan kepintaran yang sangat luar biasa. Pembuat batik bukan merupakan hanyalah seorang pembuat motif yang terlatih tetapi juga memiliki tingkat intelegensi yang tinggi.


Mengapa hal ini bisa terjadi? Batik dalam proses pembuatannya memerlukan sebuah paduan motif dan pola yang sangat besar dan terperinci, semuanya dikerjakan oleh tangan-tangan manusia yang terampil dan terlatih. Jika kita perhatikan, maka akan kita temui di semua motif batik yang saya namakan "HASIL INTELEGENSI ALAMI". "HASIL INTELEGENSI ALAMI" ini berupa pola dan motif yang simetris satu sama lainnya.


Jika kita mengenal profesi arsitek, maka pembuat batik kurang lebih sama dengan para arsitek ini. Arsitek dituntut untuk mampu menggambar bentuk dalam pola yang simetris, contoh kecil ialah seorang arsitek harus mampu membuat sebuah lingkaran utuh penuh dengan sempurna tanpa menggunakan alat bantu. Begitu pula dengan seorang pembatik, ia harus mampu membuat sebuah pola yang simetris dan tanpa bantuan alat apapun kecuali canting untuk menggambarkan pola.


Ini menandakan bahwa seorang pembuat batik, bukanlah sebuah profesi main-main yang semua orang bisa, diperlukan kemampuan intelegensi yang tinggi untuk membuat sebuah motif batik yang baik. Artinya orang-orang Indonesia khususnya para pembuat batik, memang mempunyai sebuah kemampuan intelegensi alami yang terpendam, yang jarang sekali orang memperhatikan bahkan mengetahuinya.


Apalagi yang membuat kita tidak bangga menggunakan batik?!!!

Tidak ada komentar: